Hingga Juni 2018, Kementerian Pertanian melalui Perum Bulog menargetkan serapan beras tidak kurang dari 2,2 juta ton sebagai upaya pemenuhan cadangan beras nasional dan pengendalian harga.

"Target sudah disepakati bersama dan tim siap turun ke lapangan untuk melaksanakan operasi Sergab." Hal ini disampaikan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan pada Rapat Koordinasi (Rakor) serapan gabah petani (Sergab) Provinsi Lampung (13/2).

Justan yang juga penanggung jawab Upsus Pajale Provinsi Lampung memfokuskan perhatiannya pada akurasi data yang perlu disampaikan secara berjenjang sehingga ada kesamaan mulai dari tingkat desa hingga pusat, baik dalam bentuk luasan panen maupun perkembangan harga.

Sedangkan dalam arahannya, Kepala BKP Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Riwantoro menyampaikan bahwa Rakortas Kemenko Perekonomian telah menetapkan fleksibilitas sebesar 20% kepada Bulog untuk melakukan penyerapan beras sehingga mampu membeli gabah kering panen (GKP) maksimal dengan harga Rp4.440,-/Kg.

"Skema ini akan mempermudah Bulog dalam melakukan penyerapan dan menjaga stabilitas harga di tingkat petani" tegas nya.

Disampaikan pula oleh Kepala Badan SDM Pertanian Momon Rusmono bahwa ia akan mengerahkan para Penyuluh untuk memaksimalkan penggunaan combine harvester sehingga hasil panen kali ini bisa lebih maksimal dan lebih efisien.

"Hal ini nantinya akan dikoordinasikan lebih lanjut bersama Gapoktan dan Koperasi TNI, serta pembiayaan dari BRI" tambah nya.

 Hadir pula dalam Rakor tersebut Paban III Wanwil Sterad, Direktur Pembiayaan BRI, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Komandan Korem 043/Garuda Hitam, seluruh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten, Komandan Kodim, Kepala Sub Divre, dan Kepala Cabang BRI lingkup Provinsi Lampung