Hasil survei stok beras nasional di akhir tahun 2023 menunjukan total stok beras di keseluruhan tingkat elemen berada di angka yang solid. Dengan kondisi itu tentunya membantu sebagai penopang stok beras dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), terutama Idul Fitri di tahun ini. Proyeksi panen beras dalam negeri sampai Mei apabila mengacu pada hasil amatan Badan Pusat Statistik (BPS) cukup menggembirakan.
“Kami sampaikan bahwa hasil survei stok beras nasional di akhir 2023 sebesar 4,13 juta ton. Ini antara lain sebesar 66,34 persen berada di rumah tangga. Kemudian di pedagang itu ada 6,74 persen. Kemudian ada di penggilingan 3,53 persen. Kemudian yang ada di hotel, restoran, dan katering serta industri ada 3,79 persen dan yang ada di Bulog waktu kami melakukan survei itu ada 19,6 persen, sehingga total stok beras nasional itu 4,1 juta ton,” ungkap Plt. Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Sarwo Edhy dalam rapat dengan Komite II DPD RI di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
“Untuk proyeksi beras, sebagaimana stok awal berdasarkan hasil survei di akhir Desember 2023 itu ada 4,1 juta ton. Kemudian perkiraan produksi Januari sampai April 2024, ini data dari Kementerian Pertanian, 10,7 juta ton. Kemudian realisasi impor Januari Februari 649 ribu ton, rencana impor Maret April 447 ribu ton, sehingga total ketersediaan Januari sampai April total 15,9 juta ton. Sementara kebutuhan untuk konsumsi masyarakat Indonesia Januari April 10,4 juta ton. Jadi stok akhir April nanti itu masih akan ada 5,5 juta ton dan ini cukup untuk 65 hari (setelah April), jadi masih aman dan sementara panen masih berjalan terus,” bebernya.
“Kami juga akan menyampaikan bahwa potensi luas panen padi Maret 2024 berdasarkan kerangka sampel area (KSA) amatan BPS Februari 2024 bahwa di Maret luas panennya ada 1,24 juta hektar atau setara 3,83 juta ton beras. Kemudian panen padi di April 2024 sekitar 1,58 juta hektar dan menghasilkan beras setara 4,9 juta ton. Sementara panen di Mei 1,17 juta hektar dan setara dengan 3,35 juta ton beras, sehingga kalau kita jumlahkan panen Maret April Mei itu, maka akan mendapatkan beras sekitar 12,08 juta ton beras. Artinya berdasarkan yang saya sampaikan tadi, dari prediksi 10 juta ton, ternyata berdasarkan data amatan BPS akan mendapatkan 12 juta ton. Jadi masih ada surplus lagi nanti sekitar 2 juta ton,” ucap Sarwo.
Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin yang didapuk sebagai pimpinan rapat hari ini mengungkapkan apresiasinya terhadap pemerintah yang telah menerapkan langkah-langkah dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan pokok. “Kami di Komite II DPD RI memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, dan Perum BULOG atas kemitraan yang telah terbentuk dengan Komite Il dan mendukung langkah-langkah dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok, khususnya menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H,” kata Bustami.
“Komite II DPD RI mendukung upaya Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok, khususnya menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Selanjutnya pelibatan Komite II DPD RI dalam pelaksanaan program kerja pemerintah di daerah, seperti GPM, kita sepakati bersama. Komite II DPD RI juga mendesak pemerintah pusat dan daerah dalam rangka keberlanjutan program ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
Di rapat hari ini turut dihadiri antara lain Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beserta para Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pertanian, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Kepala Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat NFA Budi Waryanto, beserta segenap pimpinan dan anggota Komite II DPD RI lainnya.
#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #Bapanas #NFA #PanganKuatIndonesiaBerdaulat #KetahananPangan #RapatDPD #StokBeras
