Stunting masih menjadi salah satu tantangan serius yang dihadapi oleh Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan generasi mendatang. Menanggapi masalah ini, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) gencar mengembangkan program "Rumah Pangan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) sebagai salah satu langkah strategis dalam penanggulangan stunting di berbagai wilayah di Indonesia.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto, didampingi Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal, saat melakukan peninjauan pemberian makanan B2SA pada Selasa (19/8/2024) di Desa Lokapaksa Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, menyampaikan bahwa program Rumah Pangan B2SA telah dilaksanakan di 175 titik desa prioritas di 33 provinsi di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki angka stunting tinggi.
"Rumah Pangan B2SA adalah wujud komitmen kami (NFA) dalam memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang optimal. Melalui program ini, kami ingin memastikan tidak ada lagi anak yang menderita stunting karena kurangnya asupan gizi yang seimbang," ungkap Andriko.
Sebagai salah satu program andalan NFA, Rumah Pangan B2SA dirancang untuk memberikan akses kepada masyarakat penerima manfaat, terutama bagi keluarga dengan anak beresiko stunting, gizi kurang, gizi buruk, ibu hamil, ibu menyusui, dan calon pengantin, terhadap asupan pangan yang berkualitas mengarah pada B2SA. Program ini bertujuan untuk mengurangi prevalensi stunting dengan fokus pada penyediaan menu makanan B2SA sebanyak 60 kali pemberian makan menu B2SA sepanjang 6 bulan bagi penerima manfaat.
Selanjutnya, Andriko mengungkapkan kunjungan kerja ini merupakan bagian dari upaya monitoring dan evaluasi terhadap implementasi program Rumah Pangan B2SA yang berjalan di beberapa wilayah Indonesia. Kabupaten Buleleng dipilih sebagai salah satu lokasi peninjauan karena dianggap berhasil menerapkan program ini dengan baik, yang terlihat dari peningkatan kualitas gizi dari pangan B2SA yang dikonsumsi masyarakat setempat.
"Saya sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat Buleleng dalam menyukseskan program Rumah Pangan B2SA ini. Melalui program ini, kita tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa pangan yang dikonsumsi benar-benar beragam, bergizi, seimbang, dan aman, serta dapat mencapai target penurunan angka stunting secara signifikan," ungkap Andriko.
Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Buleleng Ketut Lihadnyana, menyatakan komitmen penuhnya dalam mendukung program Rumah Pangan B2SA sebagai langkah strategis dalam menangani permasalahan stunting di Kabupaten Buleleng. Ia pun mengatakan Program Rumah Pangan B2SA ini akan terus disosialisasikan dan diimplementasikan di seluruh wilayah Buleleng, dengan harapan dapat membawa perubahan nyata dalam penanganan stunting dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Penanganan stunting menjadi salah satu prioritas utama kami di Buleleng. Melalui program Rumah Pangan B2SA, kami berupaya memastikan setiap keluarga memiliki akses terhadap pangan yang berkualitas, beragam, dan aman. Komitmen kami adalah memastikan program ini berjalan efektif dan mencapai sasaran, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap masalah gizi,” ujarnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan I Gede Putra Aryana, Camat Buleleng I Made Dwi Adnyana, Kepala Desa Lokapaksa Putu Dosik Tryana beserta jajaran, dan anggota TP-PKK Kabupaten Buleleng.
#badanpangannasional #nationalfoodagency #bapanas #NFA #pangankuatindonesiaberdaulat #penganekaragamanpangan #b2sa #makanb2sa #panganlokal #kenyanggakharusnasi #sehatdenganpanganlokal #edukasib2sa #kualitaspangan #rumahpanganb2sa #rumahpanganb2sabuleleng #buleleng #bali