Pentingnya edukasi pola konsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) bagi orang tua menjadi hal krusial dalam upaya pencegahan stunting di keluarga. Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) tentang pola konsumsi B2SA diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif untuk merangkul orang tua menerapkan pola konsumsi yang baik dan benar, sehingga mampu mendukung pertumbuhan anak yang lebih berkualitas.
“Kita tekankan kepada pendamping atau kader B2SA untuk selalu memberikan edukasi bukan hanya kepada anak tapi juga orang tuanya setiap kali pemberian makanan, baik secara formal maupun informal.” tegas Rinna Syawal selaku Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, saat meninjau Rumah Pangan B2SA di Desa Pejaten Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Provinsi Banten (3/9).
Ia pun mengajak TP PKK desa untuk dapat ikut mendorong dalam menciptakan kreasi menu B2SA dengan potensi pangan lokal di sekitar, sehingga menu yang diberikan bervariatif serta dapat dengan mudah ditiru para ibu dan diaplikasikan pada masing-masing rumah tangga di desa tersebut.
Adapun pemberian makanan pada Rumah Pangan B2SA Desa Pejaten tersebut diberikan kepada 40 anak yang terdiri dari balita gizi buruk dan gizi kurang sebanyak 60 kali pada jam 10 pagi setiap harinya. Pemberian dari pusat ditargetkan akan berakhir pada Bulan November, namun akan terus dilanjutkan menggunakan Dana Desa yang telah disiapkan.
Kepala Desa Pejaten, Ahmad Rofe'i yang turut mendampingi pada kunjungan tersebut menjelaskan bahwa Desa Pejaten merupakan desa percontohan terbaik dalam penanganan stunting karena penurunan jumlah penderita yang signifikan. Melihat antusiasme dari para ibu yang datang ke Rumah Pangan B2SA untuk mendapatkan edukasi, ia optimis anak balita gizi kurang dan buruk terus akan menurun jumlahnya.
“Setahun lalu ada sekitar 5 anak stunting, saat ini sudah tidak ada lagi, hanya tinggal anak gizi buruk dan gizi kurang. Kegiatan rumah pangan B2SA ini sangat banyak manfaatnya, jadi kami berkomitmen untuk melanjutkan dengan Dana Desa sampai akhir tahun 2024. Awal tahun ini selama 3 bulan, kami juga gunakan Dana Desa untuk pemberian makanan kepada anak gizi buruk dan gizi kurang.” bebernya.
Kabid Penganekaragaman Konsumsi Pangan Provinsi Banten, Nanang Irawan pada kesempatan yang sama pun menyampaikan bahwa masyarakat daerah tersebut sebenarnya secara ekonomi mampu untuk membeli pangan yang baik bagi keluarga, namun dikarenakan pola asuh yang belum benar, menjadikan adanya gizi buruk dan gizi kurang pada daerah tersebut.
“Memang pola asuh dan pola pikirnya yang harus diubah, jadi sangat tepat jika kegiatan B2SA ini dilaksanakan di Desa Pejaten, sehingga bisa merangkul khususnya ibu-ibu untuk belajar bagaimana menerapkan pola konsumsi yang baik dan benar untuk keluarganya” ungkapnya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Kabid Ketahanan Pangan Kabupaten Serang beserta jajarannya, Sekretaris Camat Kramatwatu, penyuluh, tim puskesmas serta tim PKK Desa Pejaten.