Pameran Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) tahun 2013 merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta. Berbagai kegiatan digelar dalam acara tersebut antara lain Pameran, Jambore Varietas yang menampilkan 173 varietas dari 19 jenis tanaman hortikultura yang diikuti oleh 19 produsen benih; Bursa Hortikultira, Perlombaan, Kursus dan Workshop, Seminar dan Talkshow, Perijinan Terpadu, Kontak Bisnis dan Temu Investasi, Agrowisata, serta Pawai Kendaraan Hias yang dimeriahkan oleh berbagai macam bentuk kesenian tradisional.
PF2N dibuka oleh Menteri Pertanian RI (Dr. Ir. H. Suswono, MMA) dan diikuti oleh berbagai Asosiasi, Kelompok Tani dan pelaku usaha hortikultura; Usaha Kecil dan Menengah bidang hortikultura (produk olahan makanan, produk kesehatan, dan kecantikan); Industri sarana pendukung pengembangan hortikultura (pupuk, pestisida ramah lingkungan, media tanam, sarana budidaya, mesin dan alat pertanian, peralatan pascapanen, kemasan dan lain sebagainya); Perbankan/Asuransi; Perguruan Tinggi; Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia; serta beberapa Lembaga penelitian.
Tema yang diangkat pada acara PF2N tahun ini ialah Hortikultura Nusantara sebagai Gaya Hidup Sehat. Melalui PF2N ini, Menteri Pertanian mengharapkan bisa menjadi pendorong bagi masyarkat untuk berinisiatif memproduksi tanaman hortikultura secara mandiri. “Nantinya banyak warga yang datang, mencontoh dan kemudian menirunya di rumah tangga masing-masing” tambahnya.
Badan Ketahanan Pangan (BKP) melalui Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan turut berpartisipasi pada pameran tersebut pada Paviliun Kementerian Pertanian dengan menampilkan Rumah Pangan Lestari (RPL), dimana terdapat contoh optimalisasi lahan pekarangan pada sebuah rumah dengan menanam sayuran dan produk hortikultura lainnya seperti: cabe, tomat, terong, pare, selada, sawi, bawang daun, ubi kayu, jeruk, sawo, pisang, dll sebagai upaya penguatan ketahanan pangan di tingkat keluarga. Pada kesempatan tersebut disosialisasikan kepada masyarakat bahwa dengan menanam tanaman sayuran dan hortikultura secara mandiri sesungguhnya masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan kelangkaan kenaikan harga sayuran serta buah-buahan di pasar, minimal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarganya.
Selain itu, dilakukan juga gerakan/kampanye diversifikasi pangan dengan menampilkan hasil olahan pangan lokal sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi, seperti: mi mocaf, mi ubi ungu, puding jagung, brownies ubi ungu, lapis ubi ungu, dll. Sasaran gerakan ini adalah seluruh pengunjung stan pameran, khususnya anak sekolah. Kedepan diharapkan masyarakat mulai menyadari pentingnya mengkonsumsi beraneka ragam pangan dengan menu beragam, bergizi seimbang, dan aman.