Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta Perum Bulog agar mempersiapkan langkah-langkah dalam penyerapan optimal pada panen raya mendatang. Ini demi stok CBP yang kokoh untuk pelaksanaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Menjaga stok level beras di Bulog ini mesti dilakukan. Sebab saat ini sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bantuan pangan beras itu diperpanjang hingga tahun depan (Juni 2024). Saat ini saja, Bulog terus menggelontorkan beras pada periode September sampai November 2023 dan kemudian diperpanjang satu bulan hingga Desember 2023,” ungkap Arief saat mengunjungi Gudang Perum Bulog Purwomartani Wilayah D.I.Yogyakarta pada Minggu (10/12/2023).
Sebagaimana diketahui, bantuan pangan beras tersebut disalurkan kepada lebih dari 21 juta masyarakat berpendapatan rendah yang diharapkan dapat membantu dan pada akhirnya menjaga inflasi pangan agar tetap terkendali. Masing-masing keluarga diberikan beras seberat 10 kg untuk tiap bulannya.
Arief juga mengarahkan Bulog di daerah untuk dapat memastikan penyaluran beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Ia mengatakan upaya penggelontoran CBP tersebut merupakan arahan Presiden Joko Widodo agar dapat menekan harga beras di pasar.
“Bulog di daerah supaya dapat memastikan distribusi beras ke semua lini ekosistem perberasan terlaksana cepat dan tepat sasaran. Lalu yang juga terpenting adalah bagaimana mengawasi harga beras SPHP ada di Rp 10.900 per kg. Dalam hal ini, Satgas Pangan Polri juga akan membantu pengawasan kita,” tutur Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
Kepala NFA mengatakan penyaluran beras Bulog harus paralel dengan penyerapan produksi dalam negeri yang optimal. Saat ini sumber stok bantuan beras tahun 2023 sebagian besarnya masih dipenuhi dari beras impor. Namun seiring dengan upaya peningkatan produksi yang digenjot oleh Kementerian Pertanian, momentum panen raya mendatang harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menyerap hasil panen petani.
“Jadi stok CBP itu harus tetap terjaga agar pemerintah dapat melakukan intervensi stabilisasi dalam bentuk penyaluran bantuan pangan dan operasi pasar. Karena itu, kita juga harus memikirkan penyerapannya, sehingga balance antara penyaluran dan penyerapan. Kita inginkan dynamic stock berjalan. Nomor satu itu tentunya produksi dalam negeri. Ini yang terus dikerjakan oleh kementerian teknis, dan tentunya Badan Pangan Nasional mendukung sepenuhnya,” pungkas Arief.
Berdasarkan hasil pantauan langsung Kepala NFA hari ini, stok komoditas pangan yang dikelola Perum Bulog di D.I. Yogyakarta antara lain terdiri dari beras 27,6 ton, jagung 48 ton, gula 173 ton, minyak goreng 224 liter, tepung terigu 33 ton, daging kerbau 8,3 ton, dan daging sapi 0,19 ton.