Prognosa Neraca Pangan Nasional merupakan salah satu instrumen pengendali ketersediaan pasokan dan stabilitas harga yang menjadi rujukan bagi banyak pihak dalam pengambilan kebijakan pangan nasional.
Direktur Ketersediaan Pangan NFA Budi Waryanto saat membuka Rapat Penyusunan Updating Prognosa Neraca Pangan Nasional Bulan September Tahun 2023 dan Penyusunan Prognosa Neraca Pangan Nasional Tahun 2024 secara daring, di IPB International Convention Center (IICC) Bogor (20/09/2023) berharap, forum yang dihadiri perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pusat Statistik (BPS) ini dapat menghasilkan data yang lebih akurat bagi penyusunan Prognosa Neraca Pangan Nasional bulan September 2023 dan Penyusunan Prognosa Neraca Pangan Tahun 2024.
“Data impor pangan kadang memang terkendala dimana antara rencana dan ijin impor serta realisasinya tidak sebanding akibat adanya perusahaan yang masih belum merealisasikan impornya. Ini penting untuk menjadi perhatian karena akan mempengaruhi data proyeksi Neraca,” ujar Budi.
Sementara untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dalam pembacaan Perkiraan Neraca Komulatif (surplus/defisit) yang bernilai minus, akan dilakukan penyempurnaan terhadap model Prognosa Neraca Pangan Nasional yang ada. Adapun beberapa komponen Prognosa Neraca Pangan Nasional yang harus muncul sebagaimana amanat Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 22 Tahun 2023 yaitu Ketersediaan, Kebutuhan, dan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), sehingga perlu penambahan sub-kolom pada kolom Stok Awal.
Untuk itu tindak lanjut dari rapat awal penyusunan Prognosa Neraca Pangan yang diselenggarakan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) ini antara lain yaitu updating data pakan untuk komoditas jagung dan kedelai dari Kementerian Pertanian, update data daging ayam dan telur ayam ras pada akhir September 2023, serta penyempurnaan model Prognosa Neraca Pangan Nasional kedepannya.