Pemenuhan pangan bergizi bagi generasi muda khususnya anak-anak usia dini sangat dibutuhkan untuk membangun sumberdaya manusia yang sehat, aktif dan produktif mendukung terwujud Generasi Emas 2045. Untuk itu Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kembali meluncurkan Gerakan Edukasi dan Pemberian Makanan Bergizi Untuk Siswa (GENIUS).
Pernyataan tersebut dipaparkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo saat membuka Bimbingan Teknis Kegiatan Gerakan Edukasi Dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (GENIUS) Tahun 2024 di Bandung, Jum’at (2/8/2024).
“Keberlanjutan program ini berdasar evaluasi kajian GENIUS tahun 2023 menunjukkan peningkatan status gizi secara signifikan bagi pelajar SD yang disasar, GENIUS merupakan upaya NFA dalam menurunan angka Prevalence of Undernourishment (PoU)” papar Nyoto
Lebih lanjut ditegaskan, kegiatan GENIUS difokuskan pada anak usia sekolah dasar di sejumlah SD. "Tahun ini NFA menyasar 17 ribu anak usia sekolah dasar dari 92 SD di 30 kabupaten/kota pada 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat” tandasnya.
Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi juga mengingatkan sekolah pelaksana kegiatan agar melakukan komunikasi dan edukasi kepada orang tua siswa serta melakukan baseline penimbangan berat badan dan tinggi badan siswa, akan didampingi oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) yang telah bekerjasama dengan NFA sejak 2023 lalu.
Sementara itu Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA Nita Yulianis menyebutkan bahwa kegiatan ini bekerja sama dengan AIPGI dan 10 universitas anggota AIPGI. Secara kolaboratif akan dilakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan di provinsi dan kabupaten/kota dalam penyusunan data baseline dan endline, edukasi gizi, dan monitoring evaluasi.
“Hasil kajian BAPANAS bersama AIPGI di 2023 menunjukkan peningkatan status gizi siswa secara signifikan sebelum dan setelah program GENIUS, yakni status gizi baik meningkat, status gizi kurang dan status gizi buruk menurun. Begitupula terdapat peningkatan signifikan terhadap perbaikan perilaku pangan dan gizi siswa sebelum dan setelah program GENIUS” ungkap Nita.
Selanjutnya, Nita Yulianis menyebutkan bahwa basis pemilihan lokus kegiatan GENIUS 2024 masih didasarkan pada data PoU yang belum mencapai target nasional. “Data PoU 2023 menyebutkan 23,55 juta jiwa (8,53%) dari target 5% di 2024 (RPJMN) penduduk Indonesia mengkonsumsi kalori kurang dari standar minimum untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Hal tersebut yang menjadi sasaran kegiatan ini” jelasnya
Pada kesempatan tersebut Ketua Umum AIPGI, Prof Hardinsyah yang hadir secara daring menyampaikan bahwa AIPGI akan lebih intensif dalam melakukan pendampingan, edukasi pangan dan gizi serta penyusunan baseline dan endline.
"Kolaborasi yang baik antara dinas pangan dengan perguruan tinggi anggota AIPGI di daerah menjadi kunci, agar pelaksanaan di daerah dapat mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan asupan pangan dan gizi siswa SD serta menanamkan pengetahuan dan perubahan perilaku berkaitan dengan makanan dan harapannya tentu bisa mempertahankan status gizi" ujarnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang diwakili oleh Minhajul Ngabidin, menyampaikan bahwa Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dilakukan melalui 5 sehat yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan.
"Kami berterima kasih kepada NFA, GENIUS sangat mendukung program Gerakan Sekolah Sehat di dalam pemenuhan gizi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan kecerdasan serta pemeliharaan kesehatan dan juga kemampuan dari anak-anak untuk mengembangkan berbagai potensi mereka melalui berbagai aktivitas" ujar Minhajul.
