BADAN PANGAN NASIONAL
Sinergi NFA Bersama TP PKK Membangun Negeri untuk Memantapkan Ketahanan Pangan dan Gizi

JAKARTA—Seiring pemantapan ketahanan pangan dan gizi hingga di tingkat keluarga, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus bekerja sama membangun sinergi dan kolaborasi dengan  berbagai pihak termasuk Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan gizi yang seimbang.


Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo mengatakan NFA dalam peran utamanya sebagai pengatur kebijakan pangan telah berkomitmen untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan yang berkualitas. Adapun program kegiatan seperti Gerakan Selamatkan Pangan dan Pengembangan Desa B2SA adalah bagian dari upaya tersebut.


“Makanan adalah hak dasar setiap individu, namun masih ada saudara kita yang mengalami kelaparan atau kekurangan gizi (stunting), untuk mengatasi hal tersebut, NFA telah mengedepankan 3 langkah sebagaimana disampaikan Kepala NFA Bapak Arief Prasetyo Adi pada United Nation Food System Summit +2 Stock Taking Moment di Roma yaitu Better Nutrition, Better Behavior, dan Better Collaboration.” ujar Nyoto saat menghadiri Rapat Koordinasi TP PKK, Senin (11/9/2023) di Hotel Bidakara, Jakarta. 


Ia menjelaskan Better Nutrition dilakukan melalui peningkatan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) sejak dini untuk menjamin masa depan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dimana dalam melaksanakannya perlu dilakukan perubahan perilaku atau Better Behavior oleh masyarakat dalam mengonsumsi pangan.


“Upaya ini tentu tidak dapat dilakukan sendiri, sehingga diperlukan Better Collaboration di antara pemerintah, organisasi, akademisi, masyarakat, dan media." ungkapnya. 


Sebagai langkah konkret, NFA bergerak bersama 70 TP PKK di berbagai daerah melalui Program Pengembangan Desa B2SA, "Kita edukasi masyarakat tentang pentingnya pola konsumsi pangan yang sehat dan aman, dengan komposisi gizi yang seimbang sesuai dengan keunggulan pangan lokal daerahnya masing-masing.” imbuhnya.


Diungkapkan Nyoto, berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, kekurangan gizi di Indonesia terbagi dalam 3 kategori, yakni stunting dengan prevalensi 21,6%, disusul wasting 7,7%, dan 17,1% pada underweight. Sehingga penting dilakukan edukasi, sosialisasi serta promosi pola konsumsi B2SA.


Ia menyebutkan terdapat 75 lokasi di 34 Provinsi  dengan sasaran di 70 lokus intervensi stunting dan rentan rawan pangan, dimana 5 diantaranya diambil sebagai Daerah Percontohan Rumah Pangan B2SA yaitu Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah. Melalui Rumah Pangan B2SA tersebut, akan dilaksanakan pemberian makanan dengan menu B2SA secara rutin sebanyak 38 kali kepada anak sekolah tingkat dasar, balita serta ibu hamil dan menyusui.


“Sasaran utamanya adalah anak usia SD untuk disiapkan menjadi SDM berkualitas unggul di 20 tahun mendatang. Jangan sampai anak-anak penerus kita kekurangan gizi. Langkah ini kita ambil selaras dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang menekankan peningkatan status gizi secara komprehensif generasi muda menuju Generasi Emas 2045.” papar Nyoto.


Selain Rumah Pangan B2SA, disebutkan pula Teras serta Gerai Pangan B2SA yang berintegrasi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam pendistribusian produk pangan lokal yang akan membuka peluang untuk menyejahterakan warga sekitar. Setidaknya terdapat 1 Gerai Pangan yang akan disiapkan pada 70 Desa Pangan B2SA.


“Jadi TP PKK bersama pemerintah desa dan sekolah bisa memanfaatkan Teras Pangan untuk ditanami komoditas sayur, ubi, atau sebagai tempat budidaya ikan atau unggas. Nanti hasilnya diserahkan ke Gerai Pangan untuk diperjual-belikan. Ada juga yang dibawa ke Rumah Pangan untuk diolah menjadi menu B2SA, lalu dibagikan kepada anak-anak sekolah dan warga termasuk balita dan ibu hamil.” papar Nyoto.


Lebih jauh ia menuturkan, Indonesia menghasilkan 23-48 juta ton sampah makanan per tahun yang seharusnya bisa dikonsumsi 61-125 juta orang. Berangkat dari data tersebut NFA bersama Pemerintah Daerah, TP PKK, dan asosiasi di bidang ritel kemudian juga menginisiasi penyaluran pangan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Gerakan Selamatkan Pangan.


“Penyaluran pangan berlebih lewat penyediaan mobil logistik pangan dan food truck di wilayah piloting Jabodetabek sejak akhir Desember sampai awal September 2023 sudah berhasil menyelamatkan pangan sebesar 50,3 ton. Rencananya kegiatan ini akan diperluas ke 12 ibukota provinsi, ada Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, juga Kalimantan Timur.” pungkas Nyoto.


——————————

*Siaran Pers*

*Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)*

193/R-NFA/VII/2023


11 September 2023

*Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:*

komunikasi@badanpangan.go.id


Telp : 087783220455

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.