Membangun sinergi dan kolaborasi bersama para stakeholder dalam rangka pencegahan dan pengurangan FLW menjadi kunci keberhasilan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi melalui Gerakan Selamatkan Pangan.

Salah satu sektor yang turut berkontribusi yakni sektor pariwisata dan industri kreatif. Isu FLW perlu secara intensif didorong pada sektor pariwisata, terutama dengan melibatkan generasi muda. Hal ini disampaikan oleh Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) pada rapat Pengembangan Investasi dalam bidang Sustainable Food Tourism di Jakarta, Kamis (15/2/2024). 

“Kolaborasi NFA dengan asosiasi hotel, jasa layanan makan dan jasa boga telah berjalan sejak tahun 2022 untuk mencegah FLW dan melakukan upaya penyelamatan pangan, yang telah dikuantifikasi manfaatnya secara ekonomi dan  lingkungan sehingga berkontribusi nyata dan bisa dipantau melalui platform Stop Boros Pangan” ujar Nita. 

Sementaa itu Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizky Handayani Mustafa,  menyampaikan bahwa inisiatif para pihak dalam pencegahan dan pengurangan FLW sudah ada, termasuk Badan Pangan Nasional. Untuk itu, perlu kolaborasi bersama agar impact lebih besar. Salah satunya dengan menyusun peta jalan dan rencana aksi bersama sektor tourism.  Beragam investasi dan start up bisa dihasilkan dari peluang FLW ini.

Dalam pertemuan ini  turut hadir Staf Khusus Parekraf, Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf,  Regional Director of Operations & Development Swiss-Belhotel International, Co-Founder FoodCycle Indonesia, Direktur Surplus Indonesia, Founder Garda Pangan, unsur Direktorat Standarisasi dan Sertifikasi Usaha Kemeparekraf, Direktorat Manajemen Industri Kemenparekraf, Direktorat Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Accor Group dan Alpha JWC Ventures.