JAKARTA – Kebijakan pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo Subianto yang menyokong produsen pangan dalam negeri, kembali bertambah dan segera dilaksanakan. Kali ini program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan digelontorkan sebanyak 52.400 ton bagi para peternak layer mandiri.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi melaporkannya dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI di Jakarta pada Kamis (4/9/2025). Arief katakan program ini merupakan subsidi harga dari pemerintah agar para peternak unggas dalam negeri dapat memperoleh jagung pakan yang harganya lebih rendah.
"Hari ini, Bu Pimpinan, saya izin lapor, telah disetujui dalam rakortas juga, kita akan laksanakan SPHP, tapi untuk jagung pakan. Jumlahnya 52.400 ton. Nilainya sekitar Rp 78,6 miliar plafon anggarannya. Jadi dalam waktu dekat sudah bisa dieksekusi. Teman-teman peternak layer se-Indonesia, bisa mendapatkan jagung dengan harga Rp 5.500 per kilo," terang Arief.
Adapun SPHP jagung pakan ini dibutuhkan untuk mengatasi fluktuasi harga jagung di tingkat peternak yang berada melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional nomor 6 Tahun 2024 telah ditetapkan HAP tingkat konsumen untuk jagung pipilan kering kadar air 15 persen adalah Rp 5.800 per kilogram (kg).
Sementara, perkembangan harga jagung di tingkat peternak dalam Panel Harga Pangan NFA masih berada melampaui HAP Rp 5.800 per kg tersebut. Per 4 September rerata harga nasionalnya berada di Rp 6.599 per kg atau 13,78 persen melebihi HAP, sedangkan terhadap rerata harga pada sebulan sebelumnya kala itu masih berada di Rp 6.457 per kg atau 11,32 persen di atas HAP.
"Jadi nanti harganya Bulog jual hanya Rp 5.500 per kilo. Sisanya subsidi dari pemerintah. Program ini tentu akan membantu dan kalau ditanya, untuk apa? Untuk antisipasi harga telur ke depannya, supaya tetap bisa terjangkau oleh masyarakat. Kontribusi jagung pakan untuk ternak unggas cukup besar dalam biaya produksi peternak kita," urai Arief.
"Ini juga kami menunggu dari Kementerian Pertanian c.q. Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan), terkait siapa penerima-penerimanya. Dan itu tentunya listnya nanti dari teman-teman kementerian dan segera kita eksekusi," pungkas Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
Target pelaksanaan SPHP jagung diharapkan setidaknya dapat dimulai di minggu ketiga September ini. Untuk diketahui, stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang dikelola Perum Bulog per 4 September masih berada cukup kuat. Angkanya 64 ribu ton dan didominasi dari sumber penyerapan jagung produksi dalam negeri.
Dalam Proyeksi Neraca Jagung Tahun 2025 yang diolah NFA dengan referensi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian, panen raya jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK 14 persen) sudah terjadi di Februari dengan raihan 1,86 juta ton. Target produksi JPK 14 persen untuk 2025 ini diestimasikan 16,68 juta ton.
Apabila tercapai, maka torehan produksi JPK 14 persen sepanjang 2025 akan melampaui tahun sebelumnya. Adapun total produksi JPK 14 persen di 2024 mencapai 15,14 juta ton dengan rata-rata sebanyak 1,26 juta ton per bulan. Produksi 2024 itu pun lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 di mana produksi mencapai 14,77 juta ton dan rata-rata sebanyak 1,23 juta ton per bulan.
———————————————
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Email: komunikasi@badanpangan.go.id
Telepon: 0877-8322-0455