Ketahanan pangan dan gizi merupakan isu strategis nasional. Untuk itu, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melalui berbagai program terus mendorong upaya penanganan gizi buruk dan penurunan stunting dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak.
Pada tahun 2024 ini, Gerakan Edukasi Dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (GENIUS) kembali dilanjutkan oleh NFA. Keberlanjutan program ini karena hasil evaluasi kajian GENIUS tahun 2023 menunjukkan peningkatan status gizi secara signifikan bagi pelajar SD yang disasar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo saat membuka 'Sosialisasi Teknis Kegiatan Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (GENIUS) 2024' di Bekasi, Kamis (16/5/2024).
“Hasil kajian NFA dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) pada 2023 menunjukkan bahwa status gizi siswa mengalami peningkatan secara signifikan dari 71,7 menjadi 73,0” papar Nyoto.
Pada kesempatan tersebut, Nyoto Suwignyo juga menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan melalui pemberian kudapan tinggi protein hewani. “Menu kudapan yang disiapkan mengandung minimal 25 persen angka kecukupan protein harian bagi siswa SD dan lebih dari 50 persen total asupan protein tersebut berasal dari hewani dan akan diberikan sebanyak 20 kali,” ujar Nyoto.
Sementara itu, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA, Nita Yulianis menyebutkan bahwa kegiatan ini bekerja sama dengan AIPGI. Secara kolaboratif akan dilakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan di 10 provinsi dan 30 kabupaten/kota dalam penyusunan data baseline dan endline, edukasi gizi, dan monitoring evaluasi.
“Untuk tahun ini, pelaksanaan akan difokuskan di 30 kabupaten/kota pada 10 provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat, dengan sasaran penerima manfaat mencapai 17 ribu siswa. Nantinya pada tahun 2045, mereka akan memasuki usia produktif untuk mendukung Indonesia Emas 2045,” urai Nita
Nita menambahkan bahwa basis pemilihan lokus kegiatan GENIUS didasarkan data Prevalence of Undernourishment (PoU) yang belum mencapai target nasional. Adapun target nasional sesuai RPJMN sebesar 5 persen di tahun 2024. Di samping itu, juga didasarkan pada Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) yang masih termasuk prioritas 3 atau 4. Sementara, pemilihan lokasi SD mengacu pada data Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbudristek.
Pada kesempatan tersebut Ketua Umum AIPGI, Prof Hardinsyah menyampaikan bahwa AIPGI akan lebih intensif dalam melakukan pendampingan, edukasi pangan dan gizi serta penyusunan baseline dan endline. "Kolaborasi yang baik antara dinas pangan dengan perguruan tinggi anggota AIPGI di daerah menjadi kunci agar pelaksanaan di daerah dapat mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan asupan pangan dan gizi siswa SD dalam upaya kewaspadaan pangan dan gizi di wilayah rentan rawan pangan menuju Generasi Emas 2045" ujar Hardinsyah
Plt. Direktur SMP, Kemendikbudristek sebagai Supervisor PDM 11 Gerakan Sekolah Sehat(GSS), I Nyoman Rudi Kurniawan menyampaikan bahwa GSS dilakukan melalui 5 sehat yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan. "Kami berterima kasih kepada NFA melalui kegiatan GENIUS ini telah mendukung Sehat Bergizi" ujar Nyoman.
Kegiatan ini sejalan dengan arahan dan penjelasan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pada saat menerima tim dari World Food Programme (WFP) pada Februari 2024 yang mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa Indonesia Emas 2045 akan bisa terlaksana dengan baik, apabila kita memiliki sumber daya manusia yang andal.
“Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa bonus demografi yang akan kita miliki 2045 itu akan menjadi baik, apabila generasi penerus kita itu sehat dan produktif. Namun kebalikannya, apabila tidak terpenuhi gizinya, kemudian masih banyak penyakit dan tidak stabil kondisinya, itu akan membuat bonus demografi itu malah jadi malapetaka”, tutur Arief.
Hadir pada sosialisasi teknis Genius 2024 antara lain para pelaksana teknis dan PPK dinas Pangan di 10 provinsi dan hadir secara virtual para pelaksana teknis dinas pangan di 30 kabupaten/kota.