Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus persisten dalam meningkatkan kualitas pola konsumsi dan status gizi masyarakat, terlebih pada wilayah yang memerlukan perhatian khusus akibat permasalahan stunting. Salah satu upaya yang telah berjalan adalah melalui program Rumah Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) yang dikembangkan pada 175 titik lokasi desa prioritas di seluruh Indonesia.
“Rumah Pangan B2SA tidak hanya berperan sebagai wadah distribusi pangan, tetapi juga menjadi basis titik perubahan dalam pola konsumsi masyarakat. Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi, masyarakat didorong untuk mengimplementasikan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman dalam kesehariannya.” ungkap Rinna Syawal, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA saat mengunjungi Rumah Pangan B2SA Desa Pasirlangu di Kabupaten Bandung (25/6).
Kunjungan ke Rumah Pangan B2SA Desa Pasirlangu tersebut juga dihadiri Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama dan Humas Badan Pangan Nasional, serta tim Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.
Ia menambahkan, program yang menyasar anak stunting, gizi buruk, ibu hamil, dan ibu menyusui tersebut selain bertujuan untuk memperbaiki kualitas konsumsi pangan sehari-hari melalui penyediaan makanan berimbang, juga sekaligus memperkenalkan dan mengajak untuk memanfaatkan pangan lokal yang tersedia di sekitar mereka.
“Pemberian makanan ini tentunya juga dirancang sesuai dengan kebutuhan gizi mereka. Dengan demikian, program ini tidak hanya sekadar mendistribusikan, tetapi juga memastikan bahwa makanan yang diberikan memiliki kualitas gizi yang memadai sehingga dapat membantu memperbaiki status gizi secara signifikan.” jelas Rinna.
Adapun pemberian makanan pada Rumah Pangan B2SA Desa Pasirlangu sendiri dilakukan sebanyak 60 kali dengan frekuensi 3 kali seminggu mulai Juni hingga Oktober yang pendanaannya berasal dari pusat, sedangkan periode November dan Desember akan dilanjutkan dengan dana desa.