Tak Kenal Paceklik, Panen Setiap Hari di Kabupaten Buru

Sebagai wilayah yang menyumbang 60 persen dari total produksi beras di Maluku, Kabupaten Buru merupakan lumbung padi bagi Provinsi Maluku yang tidak mengenal musim paceklik. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buru, Imran Makatita saat panen padi di Desa Waekasar, Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru bersama perwakilan dari Badan Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru serta Kepala BPTP Maluku (20/12). Panen dilakukan bersama kelompok tani pada hamparan sawah seluas 250 hektar dari 842,5 hektar yang dikelola Gapoktan Jiwomas . "Petani disini telah melakukan panen sejak awal desember 2017 dan direncanakan sampai Januari 2018 panen akan terus berlangsung," lanjut Imran. Selain di Kecamatan Waeapo, panen padi juga berlangsung pada beberapa desa di Kecamatan Waelata dan Lolong Guba dengan total potensi panen di 3 kecamatan sebesar 1801 hektar, sedangkan produktivitas rata-rata 6,1 ton/hektar gabah kering giling (gkg) atau setara beras 3,8 ton/hektar. Imran menambahkan perkiraan potensi produksi sampai minggu pertama Januari 2018 sebanyak 10.986 ton gkg atau setara beras 6.866,25 ton. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru, Hasan Rehala menyatakan jika dihitung konsumsi beras rata rata Kabupaten Buru yang hanya 100,38 kg/kapita/tahun dari jumlah penduduk sebanyak 147.860 jiwa maka kebutuhan konsumsi beras di Kabupaten Buru sebesar 1237 ton per bulan. "Dengan potensi produksi beras mencapai 6.866,35 ton dan kebutuhan konsumsi 1.237 ton, dapat dipastikan ketersediaan beras dipastikan surplus" kata Hasan Rahala. Sementara itu Kepala Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian Provinsi Maluku, Yusuf menyebutkan bahwa terjaminnya produksi padi Kabupaten Buru, karena Pemerintah Pusat dan Daerah memperhatikan sangat serius terhadap produksi padi, untuk menjamin peningkatan produksi. Misalnya, untuk mengantisipasi dampak paceklik, pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualitas, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya. “Pendampingan dan terjun ke lapangan pun masif dilakukan untuk memantau perkembangan tanaman. Jadi proses produksi berjalan lancar” jelasnya. Ketua Poktan Segar Sari Masrukin di Desa Waekasar mengakui bahwa bantuan dari pemerintah sangat bermanfaat bagi nya. "Bantuan ini kami rasakan benar produksi kami meningkat, dulu produktivitas 4,6 ton/ hektar gkg sekarang menjadi 6,3 ton/ hektar" ujarnya. Senada dengan Masrukin, Penyuluh Kecamatan Lolong Guba Basri Batotang mengakui sebelum menggunakan mekanisasi pertanian, pengolahan pasca panen butuh waktu lama. Tetapi dengan ada nya bantuan alsintan dari pemerintah, waktu dan biaya bisa di tekan dan kualitas padi pun lebih baik. Kepala Bidang Ketersediaan Pangan, Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP Kementerian Pertanian Hasanudin Rumra menyatakan bahwa dengan adanya panen padi ini, menunjukan bahwa ketersediaan beras untuk Provinsi Maluku dalam kondisi cukup. "Berdasarkan pemantauan yang kami lakukan di Pasar Mardika dan Pasar Paso di Ambon dan juga Pasar Tual, harga beras pun relatif stabil" ujar Hasanudin.

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.