Mengetahui bencana banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi dan tanah longsor yang terjadi pada sejumlah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) segera turun ke lokasi untuk mengidentifikasi potensi rentan rawan pangan wilayah tersebut.
“Sejak kemarin sampai hari ini (18/5) Tim Pengendalian Kerawanan Pangan NFA sudah memantau status kondisi kebencanaan di Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Kami juga sudah mendistribusikan bantuan untuk para korban. Tim akan terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan OPD Pangan Provinsi dan Kab/Kota untuk update kondisi dan penanganan daerah serta masyarakat terdampak.” Jelas Sri Nuryanti selaku Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan NFA.
Lebih lanjut disebutkannya, terdapat 5 Kabupaten yang diterjang banjir bandang dan tanah longsor, yaitu Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman dan Kota Padang, sehingga menyebabkan 49 korban jiwa, hampir 4.000 penduduk mengungsi dan lebih dari 400 rumah dan fasilitas umum rusak.
“Jumat kemarin kami bersama Kadis Pangan Sumbar, Pinwil Bulog Sumbar, dan perwakilan PT Incasi Raya menyampaikan bantuan kemanusiaan berupa 1,5ton beras premium, 250kg gula, 100 dus minyak goreng, 160 kaleng sarden, 5 dus susu dan 2 dus biskuit kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Sekda di posko induk Istana Indo Jolito.” Ungkap Sri Nuryanti.
Diketahui posko tersebut menjadi posko penerimaan dan penyimpanan bantuan untuk selanjutnya didistribusikan ke seluruh daerah terdampak di Kabupaten Tanah Datar. Terdapat dapur umum pada posko yang juga digunakan untuk mempersiapkan makan bagi warga yang terdapat pengungsian.
“Kami telah melakukan rapid assessment agar pasca tanggap darurat ini NFA dapat melaksanakan aksi kesiapsiagaan krisis pangan terutama di Kabupaten Agam, melihat seluruh petani mengalami risiko gagal panen dan kekeringan akibat kerusakan seluruh saluran dan sarana irigasi. Berdasarkan diskusi dengan Sekda Kabupaten Tanah Datar juga, ke depan warga memerlukan bantuan pangan, air bersih, alas tidur dan selimut, obat-obatan, perlengkapan mandi dan ibadah, serta susu dan popok bayi. Kita akan koordinasikan lebih lanjut.” pungkas Sri Nuryanti.