Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) hadiri penanaman kedelai dengan menggunakan teknologi Smart Precision Farming di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur pada Rabu (24/1/24).
Teknologi Smart Precision Farming adalah konsep manajemen bercocok tanam yang mengandalkan bantuan teknologi canggih seperti menggabungkan antara platform berbasis IoT (Internet of Things) dengan alat dan mesin pertanian seperti sprayer drone, Collective Intelligence Agriculture (CI-Agriculture) atau pengembangan sistem manajemen pertanian dengan menggunakan big data analytic, maupun penyimpanan cloud (penyimpanan data dan file di internet).
"Smart Precision Farming menjadi teknologi pendukung yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, seperti air dan pupuk dengan memanfaatkan teknologi sensor dan pemantauan secara real-time sehingga dapat meminimalisir limbah, menghemat biaya produksi, dan berkontribusi nyata pada pertanian berkelanjutan," ujar Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto dalam sambutannya.
"Kebutuhan kedelai nasional kita hampir 2,3 juta ton, dari jumlah itu yang digunakan untuk pangan adalah 2.165.000 ton, yang untuk pakan sekitar 160.000 ton. Jadi rata-rata kita butuh kedelai 200.000 ton per bulan. Kebutuhan kedelai tersebut kita gunakan untuk menopang kecukupan protein nabati kita, sesuai dengan PPH Indonesia, untuk protein sendiri ketercapaiannya sudah melebihi standar yang ada, dan ini utamanya ditopang oleh protein nabati yaitu dari tempe dan tahu yang bahan bakunya dari kedelai," tambahnya.
"Untuk kedelai sendiri, produksi kita dalam negeri untuk kedelai sekitar 200 ribu sampai 300 ribu ton selama satu tahun, artinya kedelai kita hanya mampu menopang kurang lebih 10% dari kebutuhan nasional," ujar Andriko.
Diharapkan dengan adanya inovasi teknologi di bidang pertanian yang ada dapat diterapkan sebagai upaya untuk mendorong peningkatan provitas kedelai dalam negeri. Penanaman kedelai di Bangkalan ini merupakan kerja sama dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan dengan PT Hudson Global Indonesia selaku perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, penanaman ini juga menjadi salah satu percontohan, jika hasilnya bagus NFA mendorong untuk bisa direplikasi di wilayah-wilayah lain.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada kesempatan yang sama juga mengapresiasi pemanfaatan teknologi di bidang pertanian sebagaimana yang telah dilakukan pada uji tanam di Bangkalan ini. "Hari ini kita menyaksikan penerapan teknologi pada penanaman kedelai, hal ini menurut saya keren, karna dengan adanya teknologi ini kita harap bisa mendongkrak produktifitas dan efisiensi yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan ketahanan pangan kita," ujar Khofifah.
Dalam giat tersebut, NFA juga mengadakan rapid test menggunakan laboratorium keliling yang dilakukan melalui OKKPD Provinsi Jawa Timur. Dari sampel yang diambil, hasil test menunjukkan bahwa bahan pangan yang diuji negatif dari cemaran biologi dan kimia. Serta terdapat pasar murah, dalam rangka stabilisasi harga pangan dan menjaga daya beli masyarakat.
Sejalan dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, pentingnya sinergi dan kolaborasi menjadi tonggak dalam mewujudkan ketahanan pangan, semua pihak baik dari pusat, daerah, swasta dan juga elemen masyarakat mempunyai tanggung jawab dan peran masing-masing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pangan kuat Indonesia berdaulat.