Ketahanan pangan nasional tidak hanya terkait aspek ketersediaan dan stabilisasi harga, tetapi juga meliputi kecukupan gizi dan nutrisi masyarakat. Kecukupan gizi dan nutrisi tersebut menentukan tumbuh kembang dan kualitas SDM yang selanjutnya berdampak pada tingkat daya saing suatu negara di kancah global.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menerima kunjungan Pengurus Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Selasa, (20/6/2023), di Kantor NFA, Jakarta. Menurut Arief, pemerintah saat ini semakin konsen dalam memerangi dan mengurangi daerah rentan rawan pangan dan gizi melalui sejumlah program strategis dan prioritas.
“NFA sendiri saat ini terus menggenjot program bantuan pangan telur dan daging ayam untuk mengurangi stunting. Kita juga terus mengkampanyekan gerakan penganekaragaman pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman atau B2SA, serta gerakan penyelamatan pangan berlebih untuk disalurkan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan,” tuturnya.
Arief menegaskan, upaya yang terus didorong pemerintah pusat dalam pengentasan daerah rentan dan rawan gizi harus seiring sejalan dan ditindaklanjuti di tingkat daerah secara menyeluruh dan berkelanjutan. “Sebagaimana arahan Bapak Presiden, kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam upaya ini. Salah satunya kita perlu bersama-sama Kementerian Dalam Negeri menyampaikan berbagai urgensi dan program strategis terkait penguatan gizi dan nutrisi kepada 514 kota/kabupaten. Kita bisa sampaikan untuk minta waktu pada rapat rutin mingguan pengendalian inflasi yang dilaksanakan Kemendagri yang dihadiri seluruh Pemda, supaya tersampaikan pentingnya pemenuhan gizi,” paparnya.
Ia juga menyampaikan pentingnya peran asosiasi dan perguruan tinggi dalam mewujudkan inovasi program penguatan gizi dan nutrisi masyarakat. “NFA mendukung penuh dan terbuka untuk berkolaborasi bersama asosiasi dan akademisi untuk menyukseskan program pengurangan daerah rentan rawan pangan dan gizi,” tuturnya.
Pada pertemuan tersebut juga dibahas program penguatan inovasi pangan dan gizi yang akan digaungkan melalui event The 5 th International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Awards (ISFANEA 2023) dengan tema “Food and Nutrition Innovation For Sustainable Economy, Health, and Well-Being” yang akan digelar 22-24 Juni 2023 di Bogor. Kegiatan yang dihelat oleh Pergizi Pangan Indonesia tersebut menghadirkan sejumlah pembicara dari akademisi, praktisi pangan, serta pelaku usaha. Kepala NFA dijadwalkan hadir mengisi Keynote Speech dan membuka gelaran ISFANEA.
Sementara itu, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia dan AIPGI Hardinsyah menyambut baik konsen NFA terhadap penguatan gizi dan nutrisi masyarakat. Menurutnya, Pergizi Pangan Indonesia dan AIPGI siap bersama NFA meningkatkan sinergi melalui pelaksanaan program-program strategis guna mendorong pengembangan dan penerapan teknologi pangan untuk perbaikan gizi masyarakat.
Pertemuan tersebut turut dihadiri Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi NFA Nita Yulianis, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman, Pengurus Pergizi Pangan Indonesia Drajat Martianto dan Sri Anna Marliyati, Ketua DPP Pergizi Pangan DKI Jakarta Rahmawati, Pengurus AIPGI Budi Setiawan.
.
#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #NFA #Pangan #PanganNasional #KetersediaanPangan #KedaulatanPangan #MakanEnak #MakanSehat #B2SA #PanganLokal #gizi #rawanpangan #AIPGI #Pergizi
