Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi sebagai penanggap dalam seminar hasil akhir kajian “Studi Potensi Transformasi Wilayah Perkotaan menuju Kota Sirkular sebagai Basis Pembangunan Kota Berkelanjutan di Indonesia” oleh Pusat Riset Ekonomi Perilaku Sirkuler (EPS) BRIN secara daring, Selasa (31/07/2024).
Badan Pangan Nasional berkomitmen mencegah dan mengurangi Susut dan Sisa Pangan di Indonesia melalui Gerakan Selamatkan Pangan. Prioritas utama pemanfaatan Susut dan Sisa Pangan adalah sebagai pangan mengacu pada hirarki penyelamatan pangan. “Prinsip sirkular ekonomi sangat mungkin dilakukan dengan pemanfaatan sisa pangan berlebih menjadi inovasi pangan baru maupun pemanfaatan sebagai pangan yang bernilai ekonomi tinggi” ujar Nita Yulianis.
Dalam upaya penyelamatan pangan, Badan Pangan Nasional selalu mengedepankan kolaborasi dengan sektor pentahelix, salah satunya peran akademisi. Melalui hasil kajian Dr.Agr.Didit Okta Pribadi, M.Si selaku koordinator riset mengatakan bahwa pemerintah sangat terbantu dalam menyusun rekomendasi dan masukan kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan penyelamatan pangan untuk masyarakat. Dalam hasil studi menunjukkan bahwa telah ada inisiatif sirkular ekonomi di tingat daerah khususnya wilayah perkotaan. Inisiatif ini muncul berangkat dari isu ketahanan pangan dan lingkungan hidup dibarengi dengan tumbuhnya aktor sirkular yang mengembangkan bisnis sirkular.
Menanggapi inisiatif tersebut, Badan Pangan Nasional mewadahi partisipasi publik dengan menyusun rancangan regulasi untuk menciptakan tata kelola yang implementatif untuk penyelamatan pangan.