Ketersediaan Pangan telah menjadi tema penting dalam pembangunan baik pada skala nasional maupun global. Ketersediaan pangan dunia yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi suatu bangsa. Pada skala global, dalam hal penyediaan pangan menjadi penting karena pangan merupakan kebutuhan dasar yang harus tercukupi dan aman bagi setiap manusia.
Sebagai upaya menghadapi potensi menurunnya produktivitas hasil pertanian akibat perubahan iklim akan menghadirkan tantangan serius bagi masa depan banyak negara tak terkecuali Indonesia. Strategi negara-negara di dunia untuk segera merespons tantangan tersebut idealnya mulai dirumuskan sejak sekarang.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melalui perwakilan Direktorat Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan mengenai prinsip dan regulasi keamanan pangan di Amerika Serikat dan Internasional, serta isu keamanan pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) dalam undangan kursus singkat terakait keamanan pangan oleh Michigan State University USA, Amerika Serikat pada 23-30 Juli 2023.
Majunya akan regulasi perkembangan keamanan pangan dan penerapan teknologi Produk Rekayasa Genetik (PRG) di Amerika Serikat, hal tersebut diharapkan juga dapat menjadi salah satu regulasi yang diterapkan sebagai solusi untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Oleh karena majunya akan perkembangan sitem pangan Amerika Serikat, melalui African Union, negara Afrika mulai fokus menggarap produksi pertanian mereka dengan berbasis PRG.
Memastikan keamanan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah dalam memenuhi standar keamanan pangan nasional bagi masyarakat Indonesia. Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam program menjaga Keamanan Pangan merupakan peluang untuk terus meningkatkan partisipasi dalam mendukung implementasi program keamanan pangan.
Direktorat Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan NFA pada kesempatan pelatihan tersebut juga mencoba menjajaki peluang kerjasama dengan Michigan University dalam pengembangan keamanan pangan sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Pada kesempatan tersebut, harapannya NFA dapat saling berkolaborasi dengan Michigan State University untuk peningkatan kapasitas SDM di bidang keamanan pangan. Juga perlu untuk diperkuat mengenai pengembangan produksi pangan berbasis PRG di Indonesia yang diperlukan penguatan kebijakan dan regulasi, data dan dukungan riset, serta sosialisasi dan edukasi tentang produk makanan PRG di Indonesia.
Pelatihan singkat ini diikuti oleh perwakilan dari sepuluh negara yakni Bangladesh, Ghana, Namibia, India, Kenya, Malawi, Malaysia, Mozambique, Uganda, dan Indonesia. Pada akhir sesi pelatihan, seluruh delegasi perwakilan masing-masing negara melakukan kunjungan lapangan ke National Sanitation Foundation (NSF) dan Mead Jhonson yang memiliki divisi sertifikasi, akreditasi dan pengujian produk makanan dan minuman dengan cakupan operasional berada di 170 negara.
