Food Loss and Waste atau kerap disebut FLW merupakan faktor penting dalam menunjang ketahanan pangan. Terkait itu Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi NFA, Nyoto Suwignyo mengemukakan pihaknya tengah memfokuskan tata kelola pangan berlebih dan sampah makanan.

“kami (Bapanas) menaruh perhatian pada tata kelola pangan terutama pengelolaan pangan berlebih dan sampah makanan. Oleh karena itu Kepala NFA selalu mengingatkan agar menggencarkan Gerakan Selamatkan Pangan (GSP), gerakan ini bertujuan menyelamatkan makanan yang berpotensi menjadi sampah makanan,’’ Ujar Nyoto selepas berkunjung ke Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng pada Selasa (14/05/24).

Nyoto mengungkapkan, Sinergi dan kolaborasi harus di kedepankan dalam upaya menurunkan food waste. Seperti yang kami lakukan saat ini bersama Pemerintah Kota Solo, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah  dan Griya PMI Peduli Kota Solo, GSP digalakkan dalam upaya penyelamatan pangan.

“Upaya teman-teman di solo ini harus di apresiasi dan di dukung maksimal, tadi (DKKP Prov Jateng) menyampaikan saat ini sudah dilakukan kerjasama dengan beberapa hotel di wilayah solo terkait pengelolaan sampah pangan. Terus pegiat FLW (Gita Pertiwi) juga berkerjasama dengan pengusaha resto, catering dan bakery untuk mendonasikan sisa makanan,’’ Ungkap Nyoto.

“Saya sangat mengapresiasi pegiat pangan seperti Gita Pertiwi yang telah menginisiasi upaya penyelamatan pangan dan diharapkan agar dapat menjadi inpirasi untuk munculnya penggiat baru di seluruh Indonesia. Terkait kota cerdas pangan, Pemda  harus lebih gencar lagi mensosialisasikan dan libatkan semua unsur OPD wilayah untuk mensukseskanya,’’ Tandasnya.

Sebagaimana diketahui Indonesia menghasilkan 23-48 juta ton sampah makanan per tahun, jumlah itu sepatutnya bisa menghidupi 61-125 juta orang atau setara 29-47% populasi rakyat RI.