JAKARTA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) provinsi dan kabupaten/kota untuk menjaga stabilitas harga pangan serta pengendalian inflasi komponen bergejolak (volatile food).
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah yang diselenggarakan di Kemendagri, Senin (4/11/2024).
"Kami berharap pola ini bisa ditiru tatkala harga di produsen di wilayah rendah, lakukan KAD dan dorong ke daerah yang mahal. Dengan demikian dibantu fasilitasi distribusinya itu adalah pola fasilitasi distribusi yang kami lakukan, dan saya kira itu sangat dimungkinkan dilakukan provinsi dan kabupaten/kota," ujar Ketut.
Sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi bulan Oktober yang berada di angka 0,08% (mtm) ini sekaligus mengakhiri tren deflasi yang telah terjadi selama 5 bulan berturut-turut sepanjang tahun 2024. Faktor penyumbang yang paling mempengaruhi kenaikan harga pangan antara lain daging ayam ras dan bawang merah.
Ketut mengatakan kenaikan yang terjadi masih terbilang wajar, khususnya pada komoditas kedelai, bawang merah, dan daging ayam ras sebab hal ini masih berada di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen. Untuk ia meminta agar aksi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM), dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dapat terus dilakukan pemerintah bersama asosiasi dan pemerintah daerah.
Senada dengan Ketut, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan rata-rata harga pangan nasional mulai mendekati angka wajar pada medio September 2023 ketika Indonesia mengalami inflasi yang tinggi akibat dampak El Nino. Amalia menyebut, hal ini dikarenakan pasokan pangan yang sudah mulai kembali membaik.
"Jadi kalau kita lihat level harganya dibandingkan dengan Februari kita belum menyentuh kembali ke Februari 2023 tetapi kita sudah mirip dengan level harga di bulan September 2023. Oleh sebab itu, ini kelihatannya kita sudah masuk untuk kembali ke level harga yang normal memasuki pasokan yang sudah relatif sangat baik," ungkap Amalia.
Diketahui rata-rata harga pangan nasional tingkat produsen dibandingkan HAP yaitu kedelai biji kering(-10,53%), cabai merah keriting (-32,91%), daging ayam ras (-11,84%), daging sapi hidup (-7,82%), dan bawang merah (-24,28%) mulai mendekati Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen. Harga sebagian bahan pangan terpantau naik mendekati HAP, sehingga dianggap baik untuk menjaga keberlangsungan usaha para pelaku usaha, petani maupun peternak.
Upaya ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan melalui stabilisasi harga pangan yang wajar di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen.