Jakarta - Kiprah Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) Kementerian Pertanian (Kementan) semakin berkibar. Selain berkontribusi dalam menjaga stok dan stabilitasi harga pangan, TTIC juga sebagai tempat belajar pemerintah daerah.

Pagi ini (Rabu, 7/8/2019) TTIC mendapat kunjungan dari pemerintah Kota Bogor, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Samarinda.

"Mereka ini datang ke TTIC tidak hanya melihat secara fisik dan komoditi yang dijual, tetapi juga mempelajari mekanisme kerja dalam penyediaan pangan dan stabilitasi harga," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi.

Menurut Agung, beberapa daerah sudah membangun TTIC, sehingga jika terjadi lonjakan komoditi pangan bisa melakukan intervensi.

"TTIC ini bisa sebagai instrumen bagi daerah untuk mengintervensi pasar, sehingga harga pangan yang melonjak, diharapkan bisa stabil," tambah Agung.

Pelayanan yang diberikan TTIC kepada 3 daerah yang ingin mengetahui managemen TTIC,  tidak hanya memberikan penjelasan secara teknis, tetapi juga melihat langsung komoditi yang dijual dan bagaimana operasional TTIC dijalankan.

"Kepada siapa saja yang ingin melihat atau mengetahui mekanisme kerja TTIC, kami akan jelaskan," ujar Inti Pertiwi selaku Manager TTIC.

Menurut Inti, ada 4 point peran TTIC. Pertama,  penyedia bahan pangan murah berkualitas. Kedua, distribution centre. Ketiga, stabilisasi pasokan dan harga pangan, dan keempat memangkas rantai pasok.

"TTIC adalah show window TTI yg menjadi ibunya TTI yang harus ditata, dikelola dan dibesarkan sehingga bermanfaat bagi masyarakat," jelas Inti.

Ketiga daerah yang datang ke TTIC merasa senang dan puas bisa melihat langsung dan mendapat penjelasan rinci terkait sistem dan pengelolaan TTIC , sehingga bisa menjual bahan pangan murah berkualitas.

"Kami ingin tahu peran dan managemen TTIC dalam  pengendali inflasi daerah, serta sebagai pusat pendistribusian bahan pangan, karena rencananya kami akan membangun TTIC. Sepulangnya dari sini kami akan meyakinkan bapak walikota bahwa melalui TTIC adalah wadah yang tepat sebagai pengendali inflasi daerah" ujar H. Marnabas, Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda.

Selain Kadis Perdagangan juga hadir dari Bagian Ekonomi dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda serta  Tim Pengendali Inflasi Daerah.

"Kami datang kesini,  agar bisa  menyiapkan pengelolaan TTIC yang akan dibangun melalui APBD," jelas Marnabas.

Dari Deli Serdang ingin mengetahui distribusi pangan yang efisien.  

"Kami ingin merevitalisasi TTIC yang sudah ada supaya lebih berperan dan optimal dalam menjalankan fungsinya sebagai distribution centre maupun dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan," ujar  Borkat Hagabean, Kepala Bidang Distribusi Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Deli Serdang.

Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra Kota Bogor, Doddy yang hadir bersama, Kabid Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor dan Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) ingin mendalami pengelolaan TTIC.

Menurut Doddy, perlu kerjasama dengan  TTIC selaku penyedia bahan pangan murah dan berkualitas.

"Kami ingin tahu mekanisme TTIC ini. Dengan menjual bahan pangan murah, maka akan mempengaruhi harga pangan di pasar terdekat, dan kami mohon TTIC bisa bekerjasama dg Pemkot Bogor karena kami akan mengembangkan kios penyedia bahan pangan seperti TTIC" jelas Doddy.

Perlu diketahui, TTIC Kementan dibangun 2016, dengan tujuan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Menjelang Hari Besar Keagamaan dan Libur Nasional pada tahun 2017 sampai 2019, TTIC telah berkontribusi dalam mengendalikan harga pangan, sehingga harga aman tidak bergejolak.