BANDUNG - Pengurangan Susut dan Sisa Pangan (SSP) atau Food Loss and Waste (FLW) untuk mengubah perilaku masyarakat agar mengurangi pemborosan pangan melalui berbagai program terus di gaungkan, salah satunya melalui Gerakan Selamatkan Pangan (GSP).
GSP yang telah diinisiasi sejak tahun 2022 oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) merupakan upaya kolaboratif untuk pencegahan dan pengurangan sisa pangan, dengan melibatkan seluruh mitra pentahelix yaitu akademisi, bisnis, masyarakat, pemerintah, dan media massa.
Dalam keterangannya pada Senin (28/4/2025), Direktur Kewaspadaan Pangan NFA Nita Yulianis menjelaskan bahwa keberhasilan gerakan ini memerlukan partisipasi aktif dari seluruh pihak dan lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa dan civitas akademika.
Nita Yulianis menjelaskan pentingnya memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang penyelamatan pangan untuk mencegah dan mengurangi FLW. ”Kampanye daring yang kreatif dan informatif dapat mendorong lebih banyak orang untuk terlibat dalam gerakan ini serta dukungan dalam penelitian dan inovasi teknologi terkait penyelamatan pangan sangat diperlukan," tuturnya.
Target ambisius pengurangan SSP sebesar 75% pada tahun 2045 telah ditetapkan, sebagaimana tertuang dalam Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan. "Ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin 12.3, yakni pengurangan 50% food waste di tingkat retail dan konsumen pada 2030, serta mendukung pencapaian Zero Hunger pada SDGs poin 2" papar Nita.
Lebih lanjut, Nita Yulianis menyebutkan bahwa menurut laporan ‘Food Waste Index 2024’ yang disusun ‘United Nations Environment Programme’ menyebutkan di tahun 2022, food waste secara global diperkirakan terjadi sampai 1,05 miliar ton makanan. “Ini tersebar di sektor ritel, jasa makanan, sampai rumah tangga. Jumlah itu setara dengan rerata 132 kilogram per kapita per tahun, yang sebagian besarnya atau 59,85 persen bersumber dari sektor rumah tangga dengan rerata 79 kilogram per kapita per tahun” ucapnya.
RPJMN 2025-2029 menjadikan Pengelolaan SSP sebagai salah satu kegiatan prioritas di bawah Program Prioritas Ekosistem Ekonomi Sirkular pada Prioritas Nasional ke-2.
“Pada Perpres 12 Tahun 2025 tentang RPJMN itu pemerintah menetapkan target presentase pangan yang terselamatkan itu sebesar 3-5 % setiap tahunnya mulai tahun 2025 hingga 2029,” sebut Nita.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menekankan, penanganan pangan berlebih merupakan ikhtiar yang dapat dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. “Dengan memahami dan mendukung Gerakan Selamatkan Pangan, kita bukan hanya menghemat sumber daya, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan yang lebih kuat bagi bangsa ini,” tegasnya.
Sementara itu, Analis Ketahanan Pangan Madya, Febrina Cholida yang hadir mewakili Direktur Kewaspadaan Pangan NFA pada kegiatan Jabar Symposium bertemakan “Dari Meja Makan Ke Meja Belajar” inisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Pasundan (UNPAS), Senin (28/4/2025) mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh mahasiswa.
“Melalui diskusi ini kami sangat berharap rekan-rekan mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peranan penting mencegah pemborosan pangan, meliputi perilaku bijak dalam berbelanja dan mengkonsumsi makanan, serta menjadi role model bagi lingkungannya dan menjadikan isu ini sebagai bahan kajian, praktek lapang termasuk kegiatan pengabdian masyarakat” jelasnya.
Sesuai Hierarki Penyelamatan Pangan, prioritas utama pada upaya pencegahan sisa pangan, kemudian jika ada pangan berlebih dapat didonasikan bekerja sama dengan bank pangan atau penggiat penyelamatan pangan untuk didistribusikan kepada penerima manfaat setelah dipastikan memenuhi keamanan pangan.
“Praktik baik penyelamatan pangan telah dilakukan oleh banyak pihak dengan melibatkan mahasiswa seperti Berbagi Bites Jogja (BBJ) di Yogyakarta yang dilatarbelakangi adanya mahasiswa mengalami kekurangan makanan, serta Ruang Pangan yang merupakan komunitas di Lampung dimana Co-Foundernya adalah mahasiswa yang tergerak karena keresahan terhadap tingginya sampah makanan dan perilaku boros pangan masyarakat,” sambung Febrina Cholida.
Sementara itu Presiden BEM FISIP UNPAS, Dwicki Darmawan mendukung upaya yang dilakukan oleh NFA dalam mengedukasi masyarakat agar mengurangi pemborosan pangan. “Kami akan mendukung upaya tersebut, selanjutnya melalui Jabar Symposium kami akan mempersatukan berbagai sektor seperti akademisi, mahasiswa serta pemerintah untuk mendukung upaya penyelamatan pangan, selanjutkan kami akan melakukan kajian yang semoga nantinya akan bisa menjadi alternatif kebijakan” harapnya.
—————————————————
*Siaran Pers*
*Badan Pangan Nasional / National Food Agency (NFA)*
Nomor: 147/R-NFA/IV/2025
Tanggal: 28 April 2025
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
komunikasi@badanpangan.go.id
Telp : 087783220455