BADAN PANGAN NASIONAL
Upaya Berkelanjutan Rumah Pangan B2SA Aksi Nyata Kolaboratif Atasi Stunting

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengatasi stunting di Indonesia melalui program Rumah Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA). Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menjadi salah satu lokasi monitoring dan evaluasi (monev) terbaru dalam pelaksanaan program ini. (7/9/24)

Program Rumah Pangan B2SA di Desa Gendayakan telah dilaksanakan sebanyak 31 kali, menjangkau 41 penerima manfaat, yang terdiri dari tiga anak stunting, satu ibu hamil, lima ibu menyusui, dan 32 balita dengan status gizi kurang. Rencananya, program ini akan dilanjutkan hingga 55 kali pemberian makanan, dengan frekuensi tiga kali seminggu pada pukul 10 pagi, hingga November mendatang. Usai itu, pendanaan program akan dialihkan ke dana desa yang sudah disiapkan oleh pemerintah desa.

Heri Sutopo, Kepala Desa Gendayakan, menyampaikan bahwa program ini menjadi bagian dari upaya desa yang selama dua tahun terakhir fokus pada penanganan stunting. “Kami sangat terbantu dengan adanya Rumah Pangan B2SA. Status gizi balita meningkat dan kami optimis dapat mencapai zero stunting tahun ini, meskipun kondisi desa sedang tidak baik akibat kekeringan,” ujar Heri. Ia menambahkan bahwa pihaknya berharap agar program ini terus berlanjut demi perbaikan gizi anak-anak di desa.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal, turut menekankan pentingnya konsumsi pangan B2SA dalam kehidupan sehari-hari. “Mengonsumsi pangan B2SA membuat anak-anak tidak mudah sakit dan pertumbuhan mereka lebih optimal. Porsi 'Isi Piringku' yang sesuai dengan konsep B2SA harus diterapkan dalam konsumsi harian, agar kebutuhan gizi seimbang dapat terpenuhi,” jelas Rinna dalam sambutannya kepada warga desa.

Komitmen yang sama disampaikan oleh Ketua TP PKK Desa Gendayakan, yang menegaskan bahwa program ini akan dijalankan sesuai arahan teknis. Salah satu aturan yang diterapkan adalah makanan B2SA harus dikonsumsi di tempat, tidak boleh dibawa pulang. Ibu-ibu juga diinstruksikan untuk menyuapi anak-anak mereka hingga makanan habis, dengan porsi sesuai anjuran gizi.

Pergeseran pola konsumsi masyarakat desa dari gaplek ke beras menjadi perhatian Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Wonogiri. “Saat ini banyak warga yang mulai beralih ke beras, seiring dengan kemudahan akses serta bantuan yang diberikan pemerintah,” ungkapnya. Hal ini menandakan adanya perubahan positif dalam pola pangan masyarakat, namun tetap diharapkan penggunaan sumber daya lokal tidak diabaikan.

Di tingkat provinsi, Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah menyampaikan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan TP PKK serta ahli kuliner guna menciptakan variasi menu B2SA berbasis potensi pangan lokal. Kolaborasi ini diharapkan dapat memacu kreativitas dalam menciptakan menu yang lebih menarik dan menggugah selera, sehingga konsumsi B2SA semakin digemari oleh masyarakat.

Dengan pendekatan terpadu antara pemerintah, TP PKK, dan masyarakat, program Rumah Pangan B2SA di Desa Gendayakan diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak signifikan bagi perbaikan gizi, khususnya bagi balita dan ibu hamil. Badan Pangan Nasional berkomitmen untuk terus memperkuat program-program serupa di berbagai wilayah, sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia bebas stunting.

#BadanPanganNasional #NationalFoodAgency #NFA #B2SA #RumahPangan

BADAN PANGAN NASIONAL  
Sejak 25/01/2023
Kantor
Jalan Harsono RM No.3, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12550
(021) 7807377
nfa_official@badanpangan.go.id
Media Sosial
Tautan Terkait
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Badan Pusat Statistik
Badan Informasi Geospasial
Perum BULOG
ID FOOD
Copyright © 2024 Badan Pangan Nasional. All Rights Reserved.