Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Toko Tani Indonesia (TTI), Badan Ketahanan Pangan telah menyelenggarakan Workshop Persiapan TTI yang dilaksanakan di Wisma Makara UI Depok, pada tanggal 8-9 September 2014. Tujuan pertemuan workshop TTI ini adalah menghimpun masukan dari berbagai stakeholder terhadap kerangka pemikiran dan pendalaman materi kegiatan TTI sehingga dapat menghasilkan rumusan teknis yang lebih komprehensif dengan mengakomodir kepentingan semua pihak.
Acara Workshop TTI dibuka oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan, dan dihadiri oleh Perum Bulog, Tim Gugus Tugas Kementerian Pertanian, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, dan Kepala Pusat Lingkup Badan Ketahanan Pangan, serta Tim Pokja Toko Tani Indonesia (TTI) Badan Ketahanan Pangan.
Dalam sambutannya Kepala Badan Ketahanan Pangan mengatakan bahwa Toko Tani Indonesia (TTI) merupakan suatu kegiatan jual beli pangan yang lokasinya difokuskan pada daerah yang seringkali mengalami gejolak harga pangan. Dikatakan juga bahwa Gejolak harga sering kali terjadi ketika musim panen, biasanya harga yang diterima petani rendah dan karena itu produsen mengalami tekanan sehingga pemerintah harus melakukan intervensi kebijakan harga. Sebaliknya, ketika harga melambung tinggi, konsumen yang umumnya berpendapatan rendah mengalami kesulitan untuk mengakses pangan. Hal itu, menimbulkan tekanan besar bagi pemerintah untuk mengendalikan harga.
Berbagai strategi penanganan harga kebutuhan pangan yang telah dilakukan sebelumnya belum bisa mengatasi permasalahan pasokan dan harga pangan, oleh karena itu Kementerian Pertanian mencoba membangun sebuah model dengan nama “Toko Tani Indonesia (TTI) dimana pada tahun 2015 ini, telah dilakukan pemantauan terhadap calon TTI di wilayah Jabodetabek, Bandung dan Semarang, sebagian TTI telah berjalan dan TTI lainnya masih dalam proses penjajakan dan belum diverifikasi. Komoditas pangan yang diprioritaskan dalam TTI saat ini adalah beras, minyak goreng dan gula, dan kedepannya akan dikembangkan pada bahan pokok strategis lainnya, seperti daging sapi, cabe dan bawang merah.
Keberadaan Toko Tani Indonesia (TTI) ini diharapkan dapat memperpendek rantai perdagangan pangan sehingga petani sebagai produsen pangan dapat memperoleh marjin keuntungan dan konsumen dapat membeli kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.